harap dalam kejam kehidupan

aku berjalan diantara pohon rindang
yang selalu menjadi pelindung
ketika sang mentari mulai menyinari
yang selalu menjadi penghidup
ketika aku mulai lemah dengan dunia
dan secara perlahan aku berjalan kecil
dan terus berlari mengikuti hati
tak mempedulikan kerikil yang terus menusuk
telapak kakiku
hingga tetesan darahku ini berubah menjadi beku
karena darah beku ini adalah saksi bisu
ketika aku mampu berlari sendiri
mencari sesungguhnya jati diri ini
yang biasanya hanya dapat mengadu
tentang penjahat- penjahat jalanan 
yang selalau memberi pecahan beling
pada tengan anak- anak tak berdosa
dan esok hari, kanku beri dua buah jarum
untuk mereka penjahat, yang tak mampuku hitung
tukku tusukkan pada beribu- ribu kantong darah 
anak- anak tak berdosa
dan akan ku banjirkan pada kehidupan kota
yang penuh dengan jeritan anak kecil 
tentang kekejaman dunia

Komentar

Postingan Populer